Semua orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi orang yang sukses saat dewasa nantinya. Namun banyak orang tua yang tidak memiliki garis besar dalam mendidik anak yang benar dan sesuai dengan prinsip keseimbangan pembimbingan pada anak sehingga saat dewasa tidak diperoleh anak yang dewasa dan sukses dengan utuh. Ada kalanya orang tua lebih mengutamakan agama sebagai pokok bimbingan dan para orang tua hanya memikirkan bahwa mereka ada batas umur dan batas pengalaman hidup, karena dalam hidup kita hidup tidak sendiri dan tidak semua orang memiliki kepribadaian yang baik. Demikian juga jika para orang tua lebih mendominankan bimbingan anak ke arah konteks dunia saja, akan membuat anak tidak bisa menganalisa dari jiwa kerohanian dan menyebabkan keputusan hidup yang diputuskan seringkali berseberangan dengan norma keagamaan.

Mendidik anak dimulai dari saat anak masih dikandungan. dengan sering memperdengarkan ucapan yang baik dan banyak puji pujian berharga kepada janin. seringkali kita temui orang tua yang membaca Al Quran kepada janin dengan maksud sang janin dapat menikmati alunan ayat suci l Quran dan itu adalah langkah yang sangat baik dan memiliki nilai plus. Pendidikan dasar keagamaan sangat baik dimulai sejak dini hingga anak berumur 5 tahun dan setelah usia tersebut anak mulai dikenalkan dengan namanya tanggungjawab terhadap agama.

Setelah anak bisa mengenal apa itu teman, mulailah tahan kedua bimbingan yaitu bergaul. dimana anak dibiasakan memahami apa itu teman, apa itu berbagi, apa itu menyayangi dan bagaimana menghindari pertengkaran yang baik. selain itu anak dibiasakan untuk berani mengucapkan permintaan maaf dan memaafkan. Dengan bimbingan yang baik akan membuat anak tidak minder bergaul dan mau berteman dengan siapa saja dilingkungannya dengan baik.

Bimbingan selanjutnya adalah pada saat anak sudah mengerti apa makna dari kewajiban dan rasa bertanggungjawab akan tugasnya, seperti mengerjakan PR dan tugas sekolah lainnya. pada saat itu anak mulai dikenalkan dengan kegiatan ekstra yang berhubungan dengan fisik. Seperti olahraga, beladiri dan juga kegiatan yang menguras tenaga fisik lainnya. Dengan adanya bimbingan yang mengutamakan kegiatan bertenaga, akan membuat anak memiliki fisik yang bugar. Lebih disarankan untuk memasukan anak dalam pelatihan beladiri agar anak dapat berjaga-jaga saat memperoleh ancaman nantinya.

Kesalahan orang tua adalah mengkhususkan anak pada kegiatan non fisik saja sehingga anak terlihat tidak bugar dan tidak memiliki kemampuan beraktifitas dengan maksimal. seperti memasukan anak untuk ikut pelatihan musik, kursus berhitung cepat. Padahal pelatihan tersebut dapat dilakukan setelah anak terbiasa dengan pelatihan fisik dahulu. jika anak dimasukan lebih dahulu kedalam pelatihan non fisik, akan menyebabkan anak menjadi cepat capek, stres dan cenderung mudah emosi. Hal ini disebabkan yang digunakan hanya otaknya saja tanpa ada pelampiasan dari emosi yang dipendam. emosi disini tidak harus berupa kemarahan, namun peningkatan adrenalin karena harus mengerjakan soal latihan yang sulit. itu juga akan membuat tubuh tidak seimbang.

Setelah anak dibimbing dengan materi fisik dan dilanjutkan dengan bimbingan non fisik, anak akan cenderung lebih aktif dan lebih jelas pola pikirnya. Kita akan dengan mudah mengerti kemampuan akan ini lebih ke arah bakat apa dan lebih menyukai mata pelajaran sekolah tertentu. Hal ini lah yang akan menjadi penentu 80 % masa depan anak, sisanya yang 20 % adalah lingkungan pergaulan anak. Posisi tersebut dapat diperoleh saat anak sudah berumur 12 tahun dan sedari awal saat masih seumuran tersebut, kita sebagai orang tua memiliki waktu yang lebih panjang untuk berpikir dan menyiapkan diri untuk jalan anak kedepannya. Dengan penataan jauh-jauh hari diharapkan anak dapat memperoleh kesuksesan dimasa depan.

Dengan dibentuknya jalur kesuksesan anak sejak awal, anak menjadikan anak memiliki kedudukan pasti dimasa depan. dalam hal ini kedudukan bukan berarti setiap anak akan menjadi pejabat. namun sebagai bentuk dari kemapanan prestasi yang diraih, misalkan anak lebih suka tinju maka akan menjadi petinju yang sangat disegani oleh lawan maupun kawan. selain itu misalkan anak kita merupakan pakar astronomi maka akan menjadi profesor yang dinanti terobosan ilmunya. Jika kita mendidik anak dengan urutan yang tepat, maka anak kita pun akan melakukan hal yang sama kepada keluarganya kelak. Amin

Tidak ada komentar:
Posting Komentar